Apa itu Japanese Encephalitis?
Japanese Encephalitis (JE) merupakan suatu penyakit infeksi virus Japanese Encephalitis yang ditularkan oleh nyamuk, [1] penyebab penyakit radang otak.Fyi, kasus Japanese Encephalitis pertama kali terjadi di negara Jepang tahun 1871 silam. Di Indonesia sendiri terdapat 85% kasus JE, yang pada tahun 2016 telah dilaporkan sebanyak 326 kasus. Bali, dengan jumlah kasus 226 (69,3%) sebagai propinsi dengan kasus terbanyak.
Karena hal tsb lah maka akhirnya Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) didampingi jajaran staf, dan pejabat setempat mencanangkan Kampanye Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) pada tanggal 1 Maret 2018.
Gerakan ini diadakan guna pencegahan penyakit radang otak (Ensefalitis) dengan meningkatkan kekebalan spesifik individu terhadap virus JE. Karena virus JE ini merupakan penyebab utama penyakit Ensefalitis virus di Asia, termasuk di Indonesia juga.
Gejala penyakit Japanese Encephalitis
Menurut WHO, 1 dari 250 infeksi penyakit JE mengakibatkan penyakit klinis yang parah disertai demam, sakit kepala ringan atau pun tanpa gejala yang jelas. Meski begitu untuk mengkonfirmasinya terinfeksi apa tidak harus lah dibutuhkan tes laboratorium.Namun, beberapa gejala berikut patut diwaspadai. Seperti ... demam tinggi, sakit kepala, leher kaku, disorientasi, koma, kejang, kelumpuhan kejang, karena dapat mengakibatkan kematian. Cukup fatal ya?!
Kalaupun dapat bertahan, 20% -30% penderita mengalami masalah intelektual, kelumpuhan, kejang berulang atau ketidakmampuan untuk berbicara ... subhanallah.
Bagaimana cara penularan Japanese Encephalitis?
siklus penularan JE [1] |
Manusia dapat terinfeksi virus JE, karena penyakit ini bersumber dari binatang (zoonosis). Ditularkan melalui vektor (penular penyebab penyakit) virus JE adalah nyamuk Culex yang terinfeksi virus JE. Nyamuk Culex yang biasanya menggigit pada malam hari ini banyak ditemukan di sekitar rumah antara lain area persawahan, kolam, atau selokan (daerah yang selalu digenangi air). Sedangkan reservoarnya (sumber penularan) adalah babi, kuda, dan beberapa spesies burung. Jadi, manusia merupakan inang terakhir (dead-end hosts) ... duh, menakutkan sekali bukan? Masih berpikir dua kali untuk melakukan vaksin atau tidak?
Berapa harga vaksin Japanese Encephalitis?
Untuk merk IMOJEV, harga vaksin Japanese Encephalitis yang kemarin disuntikkan ke babybear ialah sebesar Rp400.000,- (IMOJEV, Sanofi Pasteur) belum termasuk biaya dokter.Dan seperti biasa, sebelum babybear divaksin di praktek pribadi dr. Ayling Sanjaya, M. Kes., SpA. Lebih dulu kutanyakan ketersediaan vaksin JE ini di Rumah Sakit Hermina Tangkubanprahu Malang, dan di RS tsb stok sedang kosong. Memang, menurut dokter anak langgananku tsb, vaksin JE ini agak sulit didapatkan.
Bagaimana cara mencegah infeksi Japanese Encephalitis?
nyamuk Cullex [2] |
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Mulai dari perkarangan, tiap ruangan kamar di dalam rumah sampai ke kamar mandi sekalipun. Hendaknya bebas dari nyamuk. Kamar mandi terutama, sudah jadi langganan hampir tiap hari obat pembasmi nyamuk kusemprotkan guna menuntaskan perkembangbiakkan nyamuk nakal.
- Saat tidur gunakan kelambu, krim anti nyamuk, bila perlu nyalakan Air Conditioner. Karena biasanya hawa dingin nyamuk enggan hinggap.
- Mengoleskan minyak telon plus anti nyamuk untuk si kecil.
- Hindari tempat-tempat yang biasanya menjadi sarang nyamuk Culex, seperti genangan air (kolam, selokan, sawah, dll)
- Vaksinasi.
Apakah vaksin Japanese Encephalitis masuk dalam imunisasi dasar?
Jadwal Imunisasi Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2017 [3] |
Dan ternyata, calon wisatawan yang hendak datang ke Indonesia sudah mendapatkan informasi mengenai penyakit JE, bahkan mereka pun disarankan melakukan pencegahan awal untuk menghindarinya, salah satunya dengan vaksinasi. Hmmm, kenapa justru kita kurang mendapat informasi mengenai penyakit ini ya?! Padahal Indonesia masuk dalam daftar daerah endemik virus tsb.
Maka dari itu, informasi mengenai vaksin Japanese Encephalitis ini harus lah tersebar merata, karena terbukti insidensi JE menurun pada beberapa dekade terakhir, di negara Asia, seperti Jepang, Cina, Taiwan, Korea, dan Thailand, yang telah mengadakan program imunisasi tsb.
Bahkan, setelah pelaksanaan program imunisasi JE di Bali kemari selesai, imunisasi JE akan dimasukkan ke dalam imunisasi dasar pada anak usia 9 bulan. [2] Karena obat dari penyakit infeksi Japanese Encephalitis sampai saat ini belum ditemukan.
***
Jadi, tunggu apalagi? Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? Yuk, segera vaksin si kecil demi kebaikan kita semua :)
* sumber foto:
[1] https://rumahvaksinasi.id/2018/02/06/yang-perlu-anda-ketahui-tentang-japanese-enchepalitis/ (diakses tanggal 14 Januari 2019).
[2] https://en.wikipedia.org/wiki/Culex (diakses tanggal 16 Januari 2019).
[3] http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017 (diakses tanggal 12 Juli 2018).
* sumber informasi:
[1] dan [2] http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/japanese-encephalitis (diakses tanggal 14 Januari 2019).