Minggu terberat yang pernah ku alami sepanjang hidupku, sungguh rasanya teramat berat hingga mau ngapa-ngapain itu males, nggak semangat.
"Babybear membuat ulah di sekolah."
Lagi, ya ... 2 (dua) minggu berturut-turut Ia "tantrum" di sekolah, ngambek, marah hingga memukul teman sekolahnya (red: cewek) pulak yang dipukulnya ... hiks T_T
Hati orang tua mana yang tidak sedih dan galau jika anaknya membuat ulah di sekolah. Menerima telpon WA dari guru di sekolahnya saja sudah membuatku bergetar, apalagi setelah mendengar kabar.
Jumat sore ketika Babybear pulang sekolah dan salim hendak memelukku dan minta maaf (red: lagi). Kusampirkan tangannya, hatiku tak kuasa menerima maafnya ... "Kenapa kamu berulah lagi?" bathinku.
Aku segera bergegas pergi meninggalkannya menuju rumah Mami, karena sore itu jadwalku mengantar Mami kontrol ke dokter gigi.
Dalam perjalanan "Apa salahku ya Allah." hanya istighfar kepadaNya yang dapat kurapalkan dalam tiap nafasku, berharap sedih kegalauanku sirna. "Bagaimana dengan orang tua si anak yang dipukulnya?" namun hatiku bertanya-tanya terus, sungguh kalut hingga tangisku pecah dalam pelukan Mami.
Aku hanya bisa menangis sekeras-kerasnya, meluapkan sedih, galau, dan kekhawatiranku. "Sabar ya, Ning. Kamu yang sabar." sambil memelukku balik, Mami berusaha menenangkanku.
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"
Sepulang dari dokter gigi, jam di dinding menunjukkan pukul 20.30 malam, perut terasa lapar dan dalam sekejap nasi di piring kuhabiskan lalu lanjut mandi dan bersiap berangkat tidur.
Meski begitu isi dalam kepala dan hati masih berkecamuk, sedikit melamun dan menangis. Kepalaku pun pusing, obat tekanan darah tinggi kuminum lagi ... total hari itu 3 dosis Nifedipine 10 mg telah kuminum ... hiks.
Pagi pun tiba, ku terbangun dengan mata sembab kepala pusing. Hingga dini hari tidurku tak nyenyak. "Apa yang harus kulakukan ya Allah."
Sabtu pagi rencana turun main golf pun kubatalkan, tak ada semangat rasanya mau memukul bola golf.
Dalam sujud sebelum Subuh ku meminta memohon ketenangan, Engkau Maha membolak-balikkan hati manusia. Luluhkanlah hati kami semua, terutama anak hamba.
Pintaku ... Berikan Babybear kesabaran seluas samudra, redamkan emosi padamkan api yang membara dalam hatinya, tuntunlah kami ke jalanMu, berikan kami petunjukMu ya Allah ya Rabb.
Main Golf Me-released Stress Dan Emosi
"Main golf saja, daripada di rumah kamu tambah pusing." saran mertua kusambut dengan senyum simpul, beranjak dari kursi makan setelah sarapan aku bersiap-siap berangkat main golf. Papabear pun menyetujuinya, "Kamu main aja untuk menghilangkan pusingmu." ucap Papabear.
"Sampean kenapa lagi mbak? Kok kayak pusing?" tanya Mas Hermawan ketika berpapasan dengannya di lapangan golf. "Sabar aja, Mbak. Jangan terlalu dipikir."
Ya Allah, Astaghfirullah andai semua ini bisa berlalu begitu saja, tapi nyatanya kejadian ini harus kami hadapi dan cari jalan keluarnya (red: solusi).
Babybear belum bisa meregulasi emosi, sehingga emosinya cenderung meledak-ledak tidak terkontrol. Bagaimana, bagaimana?
Bermain Board Game Mengenal Emosi
Terima kasih atas saran-saran yang Kang GPT berikan ke padaku, perlahan kami menemukan benang merah dari kejadian ini.
Belajar mengenai macam-macam emosi, persis seperti pelajaran BK yang sempat kulihat waktu pembelajaran dari kemarin.
Flash card beragam jenis emosi ku-checkout dari toko Oren, hingga bermain Board Games Mengenal Emosi (red: terima kasih Tanto).
Iya, sekelebat kuteringat dulu ketika usia 5 tahun, Babybear pernah memainkan permainan ini bersama kakak-kakak sepupunya. Hanya saja dulu, Babybear belum bisa membaca sehingga dia belum mengerti dan paham permainan apa yang sedang Ia mainkan.
Aku dan Papabear pun belajar menjadi jauh lebih sabar dalam membersamai Babybear, kesalahan-kesalahan kami sebelumnya kami luapkan bersama dan saling memafkaan satu sama lainnya agar luka ini lekas pulih.
Bismillah, segala ikhtiar yang kami lakukan membuahkan hasil manis di kemudian hari ... aamiin.
Semangat untuk terus berproses menjadi lebih baik!

No comments:
Post a Comment