Aku, Seperti Terlahir Kembali

Dear lovembre ... Kamis malam Jumat, dini hari ku bersimpuh memohon padaNya. Memohon kelancaran operasi persalinanku, berdoa agar semua berjalan dengan lancar. Walaupun di hati kecilku, gelisah itu tak bisa kusembunyikan. Senyum terkulum di wajah seolah mengisyaratkan sesuatu, iya ... nurani tak pernah berbohong.
reborn

Bedah Sesar

Bedah sesar (bahasa Inggris: caesarean section atau cesarean section dalam Inggris-Amerika), disebut juga dengan seksio sesarea(disingkat dengan sc) umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. [1]
Aku dan dia selalu bersama, saat operasi persalinan ia menemaniku. Setidaknya dengan kehadirannya (red: suami) di ruang operasi pagi itu, pukul 10.30 mampu sedikit menenangkanku.

Sekitar setengah jam, tepat pukul 10.56 WIB bayi mungil yang kami beri nama Yusuf pun lahir dengan sehat, dan sempurna. Tangisannya memecah sedikit keresahanku ... alhamdulillah. Tubuhku melemah, Inisasi Menyusu Dini (IMD) pun tidak sempat dilakukan. Sesaat setelah operasi, sambil menerawang menikmati bius lokal yang masih tersisa, namun yang kurasa badan ini makin melemah.

"Sepertinya ada rembesan darah." sayup-sayup aku masih bisa mendengar ketika petugas medis mengecek kondisiku, sesaat kemudian aku sudah tak sadarkan diri.

Kondisi Kritis

Tidak ada yang menyangka, dalam semalam keadaan berbalik. Saat itu juga tindakan dilakukan di RSIA Melati Husada untuk menyelamatkan nyawaku, namun berujung kritis.

Suami segera mengabarkan kondisiku ke keluarga yang ada, saat itu ibu masih berada di RSIA. ''Buk, banyak berdoa ya ... karena Nining sekarang kritis."

Tangis ibu pun memecah keheningan, anggota keluarga terdekat segera dihubungi. Setelahnya aku segera dirujuk ke RSU Dr. Saiful Anwar. Memacu sepeda motor, dua keponakanku mengikuti dari belakang mobil ambulance menderu kencang membelah kemacetan kota Malang. Sesampainya di IGD (Instalasi Gawat Darurat) denyut nadiku sempat menghilang.

Dua keponakan tertegun ketika melihat dadaku dipompa di ruang IGD malam itu, "Te, tadi aku lihat tante Nining dipompa." ia pun melaporkan keadaanku ke kerabat lainnya. Alhamdulillah ... Resusitasi Jantung Paru (RJP) berhasil dilakukan oleh dua dokter yang mengawalku di ambulance tadi, nyawaku masih tertolong.

Di Atas Meja Operasi

Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan, hipertensi saat hamil atau pre-eklampsi dan infeksi. [2]
Ya, aku mengalaminya ... pendarahan post partum, hipertensi saat kehamilan dan pre-eklampsi yang berujung HELLP Syndrome ... hingga Sindrom disfungsi multi-organ (MODS) Subhanallah.
Sindrom HELLP merupakan komplikasi kebidanan yang mengancam nyawa yang biasanya terjadi akibat preeklamsia. Kedua kondisi ini biasanya terjadi selama fase akhir dari suatu kehamilan, atau kadang-kadang terjadi setelah melahirkan. [3]
Belum lagi HBku (red: hemoglobin) sempat drop hingga 1,6 kemudian dilakukan transfusi darah sebanyak 20 kantong. Namun tetap tidak membuahkan hasil, HB masih drop lagi hingga 3. Jalan keluar lain pun harus segera dilakukan, dengan konsekuensi aku bisa saja meninggal sewaktu-waktu di meja operasi. Mengingat kondisi HBku yang tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi lagi, namun harus.

Jujur, mulai dari kondisi kritis hingga sempat kehilangan denyut nadi aku tak tahu apa yang sedang terjadi. Selama proses tsb, aku hanya sempat mendengar beberapa dokter yang sepertinya sedang melakukan tindakan di atas meja operasi, berikut pembicaraan "Tambah morphine, tambah morphine..."

Di situ aku masih sempat beristighfar kepadaNya, tawakal, dan aku masih bisa mengingat ...
"Aku sudah punya anak, dia menantiku di rumah. Jadi, aku harus berjuang ... Pasti bisa, pasti bisa melewati ini semua ... Bantu aku Ya Rabb." bathinku saat itu.
Malam itu terasa panjang, keluargaku berkumpul di RSSA sembari memanjatkan doa untuk kesembuhanku. Tak ketinggalan tim dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) pun dibentuk saat itu juga, kebetulan suami sedang menempuh pendidikan spesialis. Sekitar 17 dokter membantu proses operasi malam itu, bahkan dengan sigap mereka melakukan donor darah guna mencukupi kebutuhan HBku.

Masing-masing berbagi tugas, sampai-sampai ada tim dokter yang bertugas menjagaku tiap harinya di ruang ICU ... Terima kasih tak terhingga aku haturkan kepada mereka.
"Saya akan memperlakukan Teman Sejawat saya sebagai saudara kandung." - sumpah dokter [4]

Intensive Care Unit (ICU)

2 minggu aku berada di ruang Intensive Care Unit (ICU), terhitung seminggu tingkat kesadaranku belum mencapai 100%. Ventilator, selang NGT, dan entah selang-selang apalagi yang terpasang di tubuhku.

Aku pun mengalami halusinasi, seperti dijelaskan oleh dokter syaraf. Hal tsb terjadi karena efek obat bius, sehingga membuat tubuhku berada di dua alam. Antara sadar dan tidak sadar, bahkan efek halusinasi tsb sempat membuatku membenci suami sendiri. Di mana saat itu aku berhalusinasi bahwa suami hendak menyakitiku, cukup menguras emosi bukan?!

Padahal sejak aku kritis sampai detik ini, suami selalu berada di sampingku. Ia berjibaku dengan semua kondisiku, walau akhirnya tangisnya pun pecah ketika aku mengalami kejang. Bagaimanapun ia berusaha tegar melewati itu semua, ya ... Aku pun di situ sedang berjuang. Berjuang agar aku bisa bertemu anak dan suamiku lagi.

Recovery

Terhitung sejak tanggal 7 Juli hingga 13 Juli aku tak sadarkan diri, 1 minggu buatku bukan waktu yang singkat. Setelahnya alhamdulillah aku mulai pulih perlahan-lahan, lalu memompa semangatku sendiri agar bisa benar-benar pulih dan pulang menemui anakku. Makanan khas Rumah Sakit pun aku lahap dengan nikmatnya, semua demi kesembuhanku.

Hingga tanggal 19 Juli, aku bisa keluar dari ruang ICU. Seminggu ke depan aku melewati masa pemulihan, kebosanan mulai melanda. Apa daya, semua harus aku lewati demi kesembuhanku. Hari-hari pemulihan kujalani dengan belajar duduk, berjalan, menggerakkan otot-otot yang mulai kaku. Ya, I'm reborn ... seperti terlahir kembali.

Tepat seminggu kemudian keadaanku sudah bisa dibilang stabil dan normal. Hingga diputuskan, 26 Juli aku boleh pulang ke rumah ... Alhamdulillah.

**
Tak banyak yang bisa kukisahkan di sini, karena aku hanya tertidur selama masa kritis tsb. Melalui pembicaraan grup messanger, aku mencari tahu, pun orang-orang terdekatku mengenai apa yang telah menimpaku kemarin.

Walau sempat membuatku sedikit shock ketika melihat foto demi foto yang berhasil diabadikan suami, tak tahu kekuatan apa yang ada pada suamiku. Dia masih bisa tegar mengabadikan momen-momen tsb. Padahal air mataku selalu menetes ketika melihat foto-foto tsb, karena aku sendiri tidak tega melihatnya.

Ya ... setidaknya, sedikit kisah ini bisa mengingatkanku akan arti sebuah hidup. Allah memberikanku kesempatan kedua, bahkan ketiga mungkin, mengingat aku berkali-kali drop. Meregang nyawa antara hidup dan mati, demi sang buah hati. Seperti itu perjuangan seorang ibu.

***
Ketika menulis cerita ini, air mataku seolah tak kuasa mengalir deras. Allah Maha Baik, teramat baik untukku. Terima kasih Allah, penciptaku sekaligus penjagaku.

with luv ♡

* sumber informasi:
[1] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bedah_sesar [diakses tanggal 02 Agustus 2017].
[2] www.lusa.web.id/perdarahan-post-partum-perdarahan-pasca-persalinan/ [diakses tanggal 04 Agustus 2017].
[3] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sindrom_HELLP [diakses tanggal 06 Agustus 2017].
[4] fk.ub.ac.id/profesi/pendidikan/lafal-janji/lafal-sumpah-dokter/ [diakses tanggal 04 Agustus 2017].

Disclosure: Pengalaman ini berdasar kisah nyata penulis blog, tidak semua detail bisa diceritakan di sini.

66 comments:

  1. Ah mbak membaca ceritamu membuatku teringat kisah di masa lampau di mana aku pernah mengalami koma selama 2 minggu dan berada di icu selama 49 hari. Sebuah hari yang panjang.

    Ah. Mewek pas nulis ini.

    Semoga sehat selalu mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. subhqnallah 49hr, semoga kita selalu diberkahi kesehatan ya...amiin

      Delete
  2. Aku nangis baca ini... ������

    Lekas pulih total ya, mbak Ning. Peluuukkk...

    ReplyDelete
  3. Mbak ning. Membaca kisahmu mengingatkanku kisag masa silam di mana aku pernah koma selama seminggu dan berada di icu 49 hari. Waktu yang panjang.

    Sehat selalu mbak dan yusuf

    ReplyDelete
  4. Mba Nining, saya baca pagi ini sambil menangis. Betapa besar perjuangan dan semangatmu hidup demi Yusuf dan PapaBear.

    Bahagia dirimu bisa hadir kembali as my cute friend, dear.
    Jaga kesehatan selalu ya.

    Duh pagi pagi baca ini bikin saya lemah dan jujur takut mau ada anak lagi, mengingat saya pun di operasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasiiii mbak Rahmah, kemarin ditengokin juga hehehe...luvyuuuu, jgn takut hamil lg. okeeeey ;)

      Delete
  5. Alhamdulillah masih diberikan kesehatan oleh gusti Allah SWT. Semoga dapat beraktifitas normal kembali ya mbak.
    Mbakku sendiri juga habis masuk ICU setelah melahirkan karena preeklamsia. Di transfusi juga, tapi alhamdulillah cuma 2 hari.
    Perjuangan melahirkan memang luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah...sehat selalu buat mbaknya dan kita semua ya Fani, aamiin

      Delete
  6. Mbak Niiiing.. aku meweek.. yang disini, denger berita saja deg-deg'an gak karuan. Apalagi yang disana. Gak kebayang rasanya. Sehat terus ya mbak Ning..

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin...makasi mbak Wid doanya. Sama akupun kalo keinget lg rasa2nya gimanaaa gt :)

      Delete
  7. Dan taukah kamu,, saat-saat kritis itu aku selalu khawatir dan gelisah saat melihat notifikasi wasap di HP :(( Pikiran ikut tak karuan mengingat sahabat baik meregang nyawa. Alhamdulillah Allah Maha Baik. Thank you Allah bring back our lovely bestfriend

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi...bikin dagdigdug bgt ya mbak, maapkeun ^^v
      alhamdulillah semua happy ending, misyuuuu mbak :*

      Delete
  8. mbak niiiiiiing..... aku sampe nangis (gak gero2 tapi) baca ceritamu :(
    Mashaa Alloh.... kekuatan cinta dan doa ya, sampai mukjizat itu datang

    Sehat terus ya mama bear dan baby bear.... Salam salut buat papa bear

    We love you

    ReplyDelete
  9. Dan ada yg bilang bedah sesar kemasukan jin. Jinmu banyak, ning :)). Welkambek! Selamat menyusui sambil recovery ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buahahahaha awalnya aku roaming sm komenmu mbak, ternyataaaah. Ishhhh *wadezyiiiik*

      Delete
  10. Merinding bacanya mbak...selamat berkumpul dengan si cakep Yusuf ya mbak...

    ReplyDelete
  11. Ya Allah.. Alhamdulillah Mbak Ning.. Allah masih sayang Mbak Ning juga baby Yusuf.. Papa bear juga hebat euy yang mendampingi selama ini. Semoga sekeluarga sehat selalu ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin, makasiii mbak Rani ... temen curcolku hehehe. Sehat2 juga ya untuk dirimu, aamiin.

      Delete
  12. mewek :(( semoga Allah senantiasa melindungi qta yak, makasih Ya Rabb :)

    ReplyDelete
  13. Semoga semakin berkah hidupnya.. Mbak Ning. Sampek mewek.. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Rabb, makasiii ya mbak. Doa yg sama jg untuk mbak Inuel :)

      Delete
  14. Alhamdulillah wa syukurillah... Alhamdulillah mba... Aku tahu dari salah satu blogger yang nanya di FB waktu itu tentang kondisimu mba.. cukup syok dan aku mulai cari tahu kondisi melahirkan yang menyebabkan koma, agak ngeri2 sedap soalnya aku juga lagi hamil dan lagi berjuang juang juga melawan infeksi waktu itu. Makasi sudah sharing... Welcome back ! selamat menjadi ibu ummu yusuf ^_^ #sendvirtualhug

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak...makasiii ya attensinya, benar2 gk nyangka sih kmrn. Dan aku selama hamil gk pernah googling juga, gk kebayang kalo aku googling..hmmm makin stress mgkn ya hihihi :)

      Delete
  15. Ikutan nangis... saya ikut cemas juga dengar kabar mbak di grup. Semoga sehat selalu buat mbak dan baby :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak...makasiii ya, sehat selalu juga unt mbak. Lg hamil lg kan ya? Senangnyaaa ^^

      Delete
  16. Masyallah.... selamat ya mbak, semua berakhir bahagia

    ReplyDelete
  17. Mba Niniiiing.. Speechless banget bacanya. Rasanya pengen peluk dan cium mba Nining.. Kamu hebat Mbaaaaa.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua ibu hebaaat, mereka punya ceritanya sendiri. Merinding aku nulisnya, xoxo

      Delete
  18. Merinding bacanya mbak, semoga selalu sehat ya mbak Ning.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin, makasiii ya mbak. Sehat dan berkah selalu unt mbak Prima :*

      Delete
  19. Pelukk mba ning selama koma kami di grup selalu menanti kabar darimu alhamdulillah sudah terlewat semua masa sulit, jaga kesehatan terus ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasiiii, doa2 kalian teramat luar biasa untukku ~ xoxo

      Delete
  20. Peluk mbak Nining.... Speechless mbak, perjuangan untuk sungguh luar biasa... Semoga sehat selalu juga si ganteng dede Yusuf....

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin...makasiii mbak Retno yg imuuut banget. Sehat selalu jg buat mbak dan keluarga ya :)

      Delete
  21. peluuuuuk mbak ning :*
    jadi peluk mamaku juga, perjuangan seorang ibu :")
    sekarang harus seribu kali harus kuat dan semangat yaaaa.. ayo kapan iki diundang lagi ke Malang, ketemu dedek Yusuf :))))

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah Mba sehat seperti sediakala..
    Dulu waktu melahirkan CS ini yg aku takutin, sepanjang operasi udah pasrah & baca doa terus.. Bacanya aja mpe brebes mili... Alhamdulillah, sehat2 terus mba & yusuf ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin....iya mbak, dagdigdug. Pas masuk ruang operasi pasrah aja kmrn hihihi :)

      Delete
  23. Aku bacanya sambil menahan napas, ikut deg-degan. Alhamdulillah sekarang mb Nining sudah sehat ya...welcome back mbaaak *hug

    ReplyDelete
  24. Mb aku nangis baca ini hiks. Alhamdulillah sekarang sudah normal kembali. Semoga sehat2 terus ya mb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Mei, masya allah...makasih ya atensinya. Semoga kita semua selalu diberkahi kesehatan, aamiin

      Delete
  25. Replies
    1. Aamiin, makasiii ya mba Cha. Dirimi juga, sehat selalu ...muah!

      Delete
  26. Mba Nining mungkin pernah mendengar kisah persalinan pertamaku..dulu saat aku masih di group WA .. akupun mengalami sebagian fase itu. Allah Maha baik aku masih diberi kesempatan kedua. Terbangun dari kematian.. dokter sempat melakukan 2 x pompa jantung..yang pertama cuma sebentar berdetak...kemudian berhenti lagi. Lalu dipompa lagi dan membawaku kembali dari alam lain. Ruhku sempat berkeliling di ruang operasi, melihat bagaimana tubuhku di sayat sayat..sementara janin masih belum berhasil dikeluarkan. Kucolek dokter tapi tak ada yang noleh..kupanggil tak ada yang mendengar..kulihat suamiku berzikir di depan pintu ruang operasi..teman satu kosku menungguku disana sambil tilawah. Sahabat baikku tak henti komat kamit lafazdkan dzikir. Dan tiba tiba aku ruhku seperti disedot masuk ke ragaku.. tapi aku tersadar di sebuah dunia yang tak kukenal. Sebuah lorong panjang tanpa ujung. Sebuah hantaman keras seolah menghantam kepalaku.. seperti tercabut ruhku ..aku berusaha untuk melafazkan dzikir..dan Allah Maha baik.. mengembalikan nafasku dan nyawa ini. Aku mengalami gagal nafas dan pendarahan. Tubuhku alergi terhadap bius.
    Sehat terus ya mba Ning..doakan aku semoga bisa melewati proses persalinan nanti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow...benar mbak, tiap ibu melahirkan punya ceritanya masing2.

      Sehat2 selalu ya, aamiin

      Delete
  27. Ya Alloh terharu, kalau aku yang ngalamin belum tentu sanggup.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiap manusia masing2 mendapat diuji sesuai kemampuannya ya mbak, Allah Maha Baik :)
      Makasiiii mbak Tetty.

      Delete
  28. Merinding & nangis bacanya mbak... aku baca kabar mbak di grup wa degdeg-an. Semoga selalu sehat mbak Nining dan keluarga. Terima kasih sharing ceritanya. Saya yang lagi promil jadi lebih rajin lagi belajar tentang kehamilan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak unt perhatiznnya, semoga promilnya diberikan kelancaran ... aamiin

      Delete
  29. Ya Allah, jeng Nining. Aku sampe speechless nih bacanya. Pas dengar berita di grup kalo dirimu tak sadar diri pasca melahirkan hatiku langsung mencelos.

    Alhamdulillah Allahu Akbar hanya kasih sayang Allah yg mengindahkan ending kisahmu ya jeng.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ya mbak untuk perhatian, dan doanya. Semoga kita selalu dalam lindunganNya, aamiin

      Delete
  30. Love you as always mbak...semoga Allah melimpahkan kesehatan dan kebahagiaan buat mbak Nining sekeluarga. Ketjup baby bear Yusuf nan ganteng semoga menjadi anak shalih penyejuk mata aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin...makasiiii mbak doanya.

      Same do'a goes to you & family :*

      Delete
  31. *cry in silence*

    Alhamdulillah... aku juga bersyukur sekali Allah masih berkehendak mempertemukan kita di dunia. :')
    In syaa Allah sehat-sehat terus ya Mbak Ning.. selamat menikmati peran menjadi ibu ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasiiiii ya Ika, & muffin kalian berdua kmrn sampe repot2 nengokin aku & Yusuf. Semoga kita selalu dalam lindunganNya aamiin.

      Delete
  32. Aku sudah baca artikel ini beberapa minggu yang lalu dan mengangguk-angguk. Ternyata orang setengah koma bisa mendengarkan pembicaraan sekitarnya ya.

    Dulu dosen anestesiku cerita tentang perasaan orang koma, tetapi aku nggak pernah tahu bahwa ternyata sense dari para pasien koma masih berfungsi.

    Kamu sekarang cepat sekali pulihnya ya, Ning. Lumayan banyak aktifnya. Anakmu kamu asuh sendiri kah? Atau gantian dengan mertua?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Vicky, kmrn masih bisa mendengar. Dan Allahu Akbar, aku hanya bisa dengar kalo pas pak suami mengajikan aku. Lainnya aku sama sekali nggak tau siapa2 yg nengokin aku pas koma :)

      Delete
  33. knp mbk kok bisa perdarahannya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. komplikasi mbak, triggernya karena preeklampsi tadi.

      Delete
  34. Subhanallah Mba semua masa itu menjadi titik balik ya. Tetap sehat ya Mba

    ReplyDelete