"Kalo kita tinggal di satu kota yang sama, pasti sudah saling bertemu." ucap Jo di ujung telepon. Mey hanya terdiam, tak membalas apa yang diucapkan oleh Jo barusan.
...
Masih hangat dalam ingatannya, bagaimana dulu Jo melesapkannya dalam ketidakpastian. Hingga suatu hari ia menerima sebuah undangan pernikahan antara Jo dan wanita lain, selang sebulan setelah ia memutuskan untuk menikah. Dalam resah Mey bergumam "Kenapa, kenapa bukan namaku yang terpatri di undangan tsb?" [dasar cowok].
Selang setahun, takdir mempertemukan mereka kembali, dalam suatu bisnis meeting. Di lantai 20 sebuah gedung perkantoran di pusat kota Bandung. Mey masih tetap berdomisili di Bandung. Sedang Jo ternyata sudah pindah menetap di Jakarta setelah ia bermigrasi dari Batam.
Antara Bandung dan Batam. Ya, dulu keduanya menjalani hubungan jarak jauh, sebuah hubungan yang menurut sebagian orang sulit untuk dilalui. Apa lacur, perkataan sebagian orang tsb nyatanya benar-benar terjadi pada kisahnya. Kisah yang tak pernah benar-benar berakhir, hingga keduanya dipertemukan kembali siang itu di satu meja, di ruang meeting, dan duduk bersebelahan.
Jo menyodorkan kartu nama, Mey masih bungkam. Ia terima kartu nama tsb, namun bibir ini kelu tak tahu ingin berucap apa "Duh Gusti, kenapa harus ketemu lagi sih?" bathin Mey.
Sejuta tanya tersirat di wajah Mey yang linglung. Sejak kapan Jo menginjakkan kaki di Bandung untuk urusan bisnis meeting. Apalagi sekarang ia berkecimpung di dunia yang berbeda dengan dulu sewaktu mereka menjalin hubungan.
Jo menyadari kebekuan ini. Apalagi, tak sedetik pun Jo memalingkan wajah dari wanita yang pernah singgah di hatinya dulu.
"Aku pindah perusahaan, keluar dari tempat yang dulu. Ada tawaran bagus di Jakarta. Jadi, kenapa nggak kuambil aja?!" Jo mencoba memulai pembicaraan, sekaligus menjawab kebingunganku yang mungkin terlihat jelas di raut wajahku "Ah, bodohnya aku...buat apa juga aku masih mau tahu tentangnya." sanggah Mey dalam hati, pergolakkan bathin pun tak terelakkan.
Meeting selesai, Jo dengan santai berujar kepadanya "Setelah makan siang, nanti ku telepon."
[deg] membayangkan nomornya menghiasi layar ponsel saja aku tak sanggup. Bagaimana nanti kalo ia memulai pembicaraan.
Mey tertunduk lesu, seolah tak berdaya. Kenangan masa lalunya yang belum pernah benar-benar berakhir, seolah-olah kembali berputar dalam benaknya. Berputar satu persatu membentuk sebuah slide berjudul kenangan tak berujung. Ponsel yang dipegangnya pun nyaris terjatuh...sewaktu mendapati nomor yang tak asing meneleponnya kembali.
...
Sebuah kisah yang bikin hati terenyuh membacanya, ini kisah benar-benar terjadi kah?
ReplyDeleteEnggak, perpaduan dari curhatan beberapa orang hehe :)
DeleteMey, harus move on #Eh :)
ReplyDeleteIya yak, kudu mup'on hihi
DeleteApa yang akan terjadi dengan Mey? Akankah Jo ingin kembali lagi dengan Mey?
ReplyDeleteTunggu kelanjutan kisahnya,,, hhheee
Hayuhh pnasaran weh...
Jangan penasaran atuh, hihihi :D
DeleteCeritanya masih bersambung ya? Penasaran, hihii
ReplyDeleteEnggak, cuman gini aja hihihi
DeleteHei...terusss? Gimana kelanjutannya? jadi penasaran, deh!
ReplyDeleteEtapi, bener kata Mbak Alida : Mey harus move on. Jangan pernah mengharapkan pria yang sudah beristri. Bagaimana peraasaan Mey, jika berada di posisi istrinya?
#eh, kok, malah baper wkwkwk....
Jangan baper mba,jangan jangan oh jangan *eh kok malah nyanyik :)))
DeleteKelanjutannya ? Kepo nih...
ReplyDeleteBelum adaaa, nungguin ada yang curhat lagi *eh kok dipas-pas'in
Deletepenasaran kisah selanjutnya...ehh mey harus bisa move on pliss,
ReplyDeleteIya, harus!
DeleteMei belum menikah ya?
ReplyDeleteMove on saja!
Hmmm ceritanya kurang detail ya mba, banyak yang mengira Mey belum nikah. Kudu dibenerin lagi nih deskripsinya besok2 kalo bikin cerpen hihi.
DeleteTrims mba Susi :)
Owalah Mbak Mey, galaunya knp? Udah punya suami ataukah gmn? Kalau masing2 blm punya pasangan gpp kok CLBK hehe
ReplyDeleteHuahahaha pake "kalo" dulu ya mba.
DeleteBtw seperti komenku di Mba Susi, Mey uda nikah juga.
terus kelanjutannya si mey gimana nih? :D
ReplyDeletegagal move on ya mey hihi
Hihihi, ciyan yak
Deleteahhh jadi Baper niy...
ReplyDeletecurigaa Mey dah berkeluarga huhuuu
Iyaaa bener Teh, Mey uda berkeluarga juga. Kurang jelas ya ceritaku huhuhu
DeleteMudah2an Mey segera bisa move on ya *ehhh
ReplyDeleteHihihi, dilarang baper ya :D
DeleteGa kebayang kalo ketemu sama orang yang ga kepengen kita temuin lagi akibat kenangan
ReplyDeleteHancur susu sebelanga *h
DeleteKok udahan? Gimana kelanjutannya nih hehehe.
ReplyDeleteMove on dong Mey, kan si dia sudah punya isteri :)
Gimana ya enaknya lanjutannya hihi bingung :D
Deletexixixixix, aku klo diposisi May bakal setegar Rosa 'AKU TEGAR" lupakan masa lalu. Move On ke Masa depan, lelaki yang pernah meninggalkan pasangannya di masa lalu tak pantas dapat tempat lagi, eaaa cuma komen aja ya mba.
ReplyDeleteLanjutin cerpennya, seru deh kalau tentang pergulatan hati wanita, bikin penasaran.
Iya, selalu hal seperti ini dijadikan konflik. Tapi trus bikin baper, halaaah
Delete