Baca Buku ... Kapan?

Dari tayangan Insight with Desi Anwar di sebuah channel TV yang di moderatori oleh Desi Anwar sendiri. Survei menyebutkan bahwa ... orang Amerika menghabiskan 20 sampai 25 buku dalam setahun, orang Jepang membaca 10 sampai 15 buku per tahun. Kita, orang Indonesia hanya menuntaskan 0 sampai 1 buku dalam setahun. Miris sekali bukan?! Baca Buku ... Kapan?
kapan-baca

Berkaca dari survei tsb ... aku, kamu, kalian tahun ini sudah membaca berapa buku? Kalau aku ... hmmm (kemudian hening). Seharusnya nih, tahun ini aku sudah membaca sekitar 3 sampai 4 buku. Tapi, ya betul ada tapinya. Entah kenapa belakangan satu buku belum selesai kubaca, malah beralih ke buku lainnya.

Trus? Bukannya fokus menyelesaikan buku berikutnya, malah ada buku lain yang kubaca lagi, namun kemudian terbengkalai begitu saja. Semua bernasib sama, belum selesai kubaca! Duh, kenapa sih bisa begitu. Boros bacaan apa bagaimana?! Kalian ada yang seperti aku juga kah?

Muhammad Lelaki Penggeggam Hujan

Buku novel biografi Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan karangan Tasaro GK menjadi buku pembuka awal tahunku. Lembar demi lembar, kubaca sambil berusaha memahami cerita mengenai Kashva yang pergi dari Suriah dengan perjalanan mencari Nabi Muhammad SAW.

Namun terhenti di halaman ke-33 hahaha apa-apaan ini. Apakah dikarenakan pemahamanku mengenai sejarah kenabian yang kurang, atau ada hal lain yang membuat aku agak susah memahami alur ceritanya.

Padahal buku trilogi ini mendapat rating bagus di Goodreads, 4.3/5 hmmm sebaiknya buku novel biografi ini kubaca kembali, karena bagaimanapun Nabi Muhammad SAW merupakan junjungan umat Islam. Masak iya aku tidak paham sejarah Nabiku sendiri, #selfreminder


baca-buku-berapa

Critical Eleven

Novel bergenre romance karangan penulis cantik asal Medan, Ika Natassa ini pun tidak selesai kubaca. Bercerita mengenai sepasang suami istri, Anya dan Alle. Yang berubah 180 derajat, ketika mengetahui kehamilan Anya bermasalah hingga mengakibatkan mereka harus kehilangan Aidan (calon bayi mereka) di usia kehamilan ke-9.

Kejadian tsb berimbas ke pernikahan mereka, terlebih setelah kalimat ini terlontar dari mulut Alle.
"Mungkin kalau dulu kamu nggak terlalu sibuk, Aidan masih hidup, Nya.” hardik Ale - hal.81
Aku pun ikut terhenyak ketika membacanya, apalagi saat itu aku sedang mengandung anak kedua. Mau tidak mau hal tsb menimbulkan traumatis cerita kehamilan pertamaku. Aku sempat berusaha mengabaikan perasaan tsb, dengan tetap melanjutkan membaca ... namun tidak berhasil.

Walaupun di Goodreads ratingnya lumayan bagus 3.8/5 daripada kejadian kemarin kembali membayangiku. Di halaman ke-108 aku hentikan bacaan novel romantis yang diangkat ke layar lebar ini, suami pun mengiyakan, sembari berujar ...
''Usahakan tidak menghadirkan sesuatu yang membuat dirimu kembali bersedih, jika ada ... abaikan saja." nasihat suami.
Ya, C'est la vie ...

American Sniper

Tak mau berlarut dalam kesedihan, bacaan berbahasa Inggris aku raup dari dalam box buku. Sebuah novel tentang autobiografi Chris Kyle, United States Navy SEAL. Ditulis oleh Chris Kyle sendiri bersama Scott McEwen, dan Jim DeFelice.

Novel ini pernah diangkat ke layar lebar juga, dengan judul yang sama. Hingga membuatku tertarik untuk mengulik lebih dalam mengenai sosok pahlawan negera adi daya ini, seperti apa sih Chris Kyle mengawali karirnya.

Alur tulisannya cukup intens, baru di kata pengantar saja sudah cukup menengangkan. Bercerita tentang pengalaman pertama Kyle membunuh seorang wanita di Iraq as a sniper, dan bagaimana ia menyikapinya.
My shots saved several Americans, whose lives clearly worth more than that woman's twisted soul. Bathin Kyle setelah berhasil melesatkan tembakan - hal.2
Tapi sayangnya, cerita intens yang mengantongi rating tinggi 4/5 di Goodreads ini pun bernasib sama. Berhenti di halaman ke-21, yaaah.

**
Tiga buku sudah, kutinggalkan begitu saja, alasan klise sempat menghampiri. ''Belum ada waktu untuk membacanya kembali." padahal kalau dipikir-pikir satu jam cukup lah kiranya untuk menghabiskan beberapa lembar halaman demi halaman. Pokoknya harus selesai, hmmm masak sih dikarenakan gaya penulisan yang membosankan sampai membuatku malas menghabiskan buku-buku tsb.

Berdasar pengalamanku, tak sampai satu minggu aku bisa menyelesaikan sebuah novel loh. Tentunya S&K berlaku, yakni gaya tulisannya menarik, hingga membuat si pembaca selalu penasaran, haus ingin membaca cerita selanjutnya ... lagi dan lagi.

Sebut saja Wedding Night karya novelis Inggris, Sophie Kinsella. Padahal rating di Goodreads biasa saja, hanya 3.4/5 loh. Cukup 4 hari saja, bacaan bergenre romantis komedi ini berhasil kutuntaskan.
**

Happy Little Soul

Tiga buku belum cukup membuatku berhenti lapar mata dengan bacaan lainnya. Happy Little Soul karya ibuk Retnohening menjadi "korban" selanjutnya. Buku dengan tema parenting, cocok untuk ibu muda sepertiku guna mempersiapkan tumbuh kembang si baby. Seharusnya sih begitu, kenyatannya?

Apa dinyana, rating 4.1/5 dari Goodreads pun belum mampu membuatku tersadar akan pentingnya bacaan sebagai jendela dunia. Mau sampai kapan sih kebiasaan buruk ini mengikutiku? Buku parenting pertamaku ini berisi mengenai bagaimana ibuk mendidik babycat Kirana sedini mungkin, namun dengan cara yang fun. Tidak membebankan Kirana namun tetap edukatif.

***
Nah, sudah 4 buku kan. Lantas apa masih mau ditambah lagi nih? Diam-diam melirik tumpukan buku yang kubeli dari bazar buku terbesar di dunia, Big Bad Wolf Books. Baca buku ... Kapan?

(((((kapan)))))
Sekian curhatan dariku, ibuk beranak satu. Yang tidak baik untuk ditiru.

4 comments:

  1. Hm

    ((KAPAN???))

    Saya jadi bermonolog, deh .... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi kan kan...saya nggak sendiri ternyata :D

      Delete
  2. muhammad lelaki penggenggam hujan itu masih masuk wishlistku mbak huhu smg bisa baca :(

    ReplyDelete